Sobat, Baginda Nabi Muhammad Saw bercerita kepada kita, ketika Adam berada di surga dengan segala kenikmatan yang dimilikinya : Kasur empuk yang nyaman, istana – istana megah, sungai – sungai yang mengalir, serta taman – taman yang indah, ia justru merasa kesepian. Ia merasa ada yang kurang dari dirinya. Adam butuh kehadiran hawa. Yups! Bahkan di surga yang begitu indah pun Adam butuh kehadiran seorang wanita.
Hey! Ini bukan bualan belaka, sobat! Sudah ku katakan, bahwa Rasullulahlah yang telah menceritakannya pada kita. Iya, dalam hadisnya!
Oke, mari kita lanjutkan kisah romantis Kakek Nenek kita!
Nah, Saat Adam a.s sedang tertidur pulas, Allah Swt. Menciptakan hawa dari tulang rusuknya. Kemudian, ia terbangun dan melihat hawa telah berada di sampingnya. Ia bertanya, “Siapakah kamu?”
“Seorang perempuan,” jawabnya.
Adam a.s kembali bertanya “Siapa Namamu?”
“Hawa.”
“Mengapa kamu diciptakan?”
“Agar engkau merasa tentram bersamaku.”
Ehmm… Sahabat, perhatikan bagaimana Nenek Moyang kita, Hawa, menjawabnya. Nah, pengarang Buku Pintar Akhlak, Amr Khaled menjelaskan, yang dimaksud dengan perkataan hawa adalah sebagai berikut, “Wahai Adam dan Anak Turun Adam yang tinggal di bumi hingga Hari Kiamat, engkau tidak akan merasa tenang dan tentram kecuali berada di samping Hawa.”
Sahabat, itulah yang diajarkan islam tentang cinta kasih. Tetapi, ini bukan berarti Wanita adalah segalanya, Allah bisa saja menghapuskan rasa cinta pada diri Adam terhadap Hawa, tetapi Allah justru ingin membuktikan pada kita bahwa wanita ternyata diciptakan sebagai sumber ketenangan.
Nah… Nah… Jika wanita pada dasarnya diciptakan sebagai sumber ketenangan, tentunya akan lari dari fitrah (asal mula penciptaan) wanita jika wanita berkoar – koar meminta persamaan segala – galanya dengan laki – laki. Dunia ini akan stress, sahabat! Jika seandainya wanita dan laki – laki sama, lantas siapakah yang akan memberikan ketenangan? Bencong? Hah?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
DEMI KESUKSESAN,,,,,!!!!