Yogyakarta, 16 Oktober 2012. Grassroot Innovation (GRI) telah diakui sebagai salah satu konsep inovasi yang berpihak kepada kaum miskin dan merupakan solusi yang menjanjikan untuk masalah kemiskinan yang dialami oleh bagian besar dari populasi dunia. Kepala LIPI, Prof. Lukman Hakim, dalam sambutannya di Seminar Internasional “Enhancing Grassroots Innovation Competitiveness for Poverty Alleviation 2012" (EGICPA 2012), mengatakan bahwa GRI dapat menjadi alat penting dalam memberdayakan ekonomi masyarakat dan mengurangi kemiskinan karena GRI menekankan ide, teknologi dan pengetahuan dari ‘bawah’ yang mencerminkan kebutuhan kaum miskin di masyarakat.
Namun,
inovasi Grassroots masih memiliki kesulitan dalam meningkatkan difusi
teknologi lokal. Peran pemerintah dan LSM diperlukan untuk menerapkan
dan mendorong inovasi grassroot ke dalam skala dan ruang lingkup yang
lebih besar. “Berkaitan dengan hal tersebut, LIPI mengembangkan model
triple helix yang disebut model ABG - S (Academician, Bussiness,
Government, and Local Society),” ujarnya. Konsep dari model ini adalah
GRI merupakan interaksi antara Akademisi (A) dan Bisnis (B) yang
didukung oleh Pemerintah (G) dengan mempertimbangkan inovasi dari
masyarakat lokal (S).
“Karena
itu, langkah untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan menyebarluaskan
pengetahuan mengenai inovasi grassroot kepada masyarakat luas, sangat
diperlukan” jelasnya. Komersialisasi akan membawa GRI lebih dekat dengan
pasar, yang pada akhirnya akan membantu mengurangi kemiskinan.
Seminar
dibuka oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sri Sultan
berpendapat bahwa masyarakat di tingkat akar rumput umumnya kurang
memiliki akses terhadap layanan promosi teknologi, informasi, dana,
pasar, HKI, dan alih teknologi. “Padahal, grassroot innovation merupakan
sumber ide yang biasanya melekat dalam bentuk kearifan lokal dan sarat
akan makna serta nilai, dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan di
masyarakat”, tuturnya.
Langkah
yang diperlukan adalah bagaimana membangun sinergi antar beberapa
pihak, mulai dari pembuat kebijakan, lembaga litbang, swasta, perguruan
tinggi, dan LSM untuk melakukan penguatan hasil inovasi di tingkat akar
rumput. “Salah satunya upaya untuk memperkuat Kelompok UMKM guna
membangun kemandirian ekonomi yang mengarah pada kesejahteraan
masyarakat,” tegasnya (Humas – BKPI LIPI).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
DEMI KESUKSESAN,,,,,!!!!