Social Icons

Pages

Selasa, 19 Maret 2013

Ringkasan Sari Kata Bahasa Indonesia

I. BAHASA, FONEM DAN SUKU KATA

Bahasa ibu ialah bahasa yang dipergunakan dalam lingkungan keluarga.
Contoh : Bahasa Melayu,bagi orang Melayu yang mempergunakan bahasa Melayu pada lingkungan keluarga.

Bahasa nasional adalah bahasa yang diakui sebagai bahasa nasional dalam suatu negara.
Bahasa Internasional adalah bahasa yang dipakai sebagai alat komunikasi antar negara.
Fonem adalah lambang bunyi atau huruf.
Bahasa indonesia mengenal 4 maam fonem atau huruf.
1. Vokal ( huruf hidup ): a, i, e, u, o
2. Konsonan (huruf mati ) : b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r,s, t, , v, w, y, z
3. Diftong (huruf vokal rangkap ) ai, au, oi
4. Konsonan rangkap : kh, ng ny sy

I. JENIS KATA
Kata ialah kumpulan huruf aatau bunyi ujaran yang mengandung arti.
Menurut Sutan Takdir alisyahbana, kata dapat dibedakan menjadi 10 jenis, yaitu:
1. Kata Benda
Kata benda Ialah kata yang menyatakan nama-nama benda atau segala sesuatu yang dibendakan.
Kata benda terbagi 2 yaitu ;
a. Kata benda kongkrit ( berwujud) yaitu kata benda yang wujud bendanya kelihatan, tampak dan dapat di tangkap oleh panca indra. Contoh : meja, kursi, mobil, pakaian, sepeda, dll
b. Kata benda abstrak ( tak berwujud) yaitu kata yang wujudnya tidak kelihatan, tidak yampak dan tidak dapat di tangkap dengan panca indera. Contoh : agama, kesopanan, pikiran, kelakuan, dll

2. Kata Bilangan
Kata bilangan adala kata yang mengatakan jumlah benda atau jumlah kumpulan atau urutan tempat dari nama-nama benda. Menurut sifatnya dibagi 3 bagian pokok dan 1 sebagai pelengkap.
a. Kat bilangan utama, adalah merupakan kata bilangan yang menyatakan satuan jumlah angka. Contoh : satu, dua, tiga dan seterusnya
b. Kata bilangan tingkat adalah kata bilangan yang menunjukkaan susunan atau tingkat tertentu. Contoh : kesatu, kedua, ketiga, dan seterusnya
c. Kata bilangan tak tentu adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah sesuatu yang relatif dan satuan hitungnya tidak tertentu. Contoh : semua,sebagian, sekelompok, dll.
d. Kata bantu bilangan adalah merupakan kata bilangan pelengkap, membantu suatu bentuk satuan dari suatu objeknya. Contoh : sebuah, sehelai, sepotong, dll.
3. Kata Depan
Kata depan adalah kata yang mwnghubungkan kata benda dengan kata yang lain, serta sangat menentukan sekali sifat penghubungnya. Kata depan erat hubunganya dengan kedudukan, arah, maupun tujuan.
a. Kata depan sejati : di, ke, dari.
b. Kata depan majemuk : di atas, ke sana, daripada, dll.
c. Kata depan yang lain : bagi, pada, untuk, sebab, serta, sampai oleh, antara, buat, demi, dan lain-lain.
Ada beberapa kat depan yang istimewa, yaitu :

Fungsi kata depan akan
a. Pengantar objek : ia tidak tahu akan persoalan itu
b. Untuk menyatakan akan terjadinya sesuatu : saya akan pergi ke Hongkong
c. Untuk penguat atau penentu : akan hal itu bicarakan besok saja

Fungsi kata depan dengan:
a. Untuk menyatakan alat : anton memukul ular itu dengan tongkat
b. Untuk menyatakan hubungan kesertaan : Rudi pergi ke gunung dengan temannya.
c. Membentuk keterangan kualitif : polisi menyelidiki dengan teliti.
d. Menyatakan keterangan perbandingan : Dita sam cerdasnya dengan Sofi
Fungsi kata depan atas :
a. Membentuk keterangan tempat : kami teima amanah itu di atas pundak kami.
b. Menghubungkan kata benda atau kata kerja dengan keterangan : kami mengucapakan terima kasih atas kehadiran saudara
c. Dipakai di depan beberapa kata dengan arti : dengan atau demi seperti
Fungsi kata depan antara:
a. Sebagai penunjuk jarak : sejauh antara kota Batam Dan kota Tanjungpinang
b. Sebagai penunjuk tempat : antara ayam-ayam itu yang mana yang jantan
c. Bermakna tak pasti : antara dua tiga hari lagi pekerjaan itu selesai.

4. Kata Ganti
Kata ganti ialah kata yang menggantikan kata benda atau kata lain yang tidak di sebut
a. Kata ganti orang yaitu kata ganti yang berfungsi menggantikan kata benda atau orang
 Kata ganti orang pertama tungggal :beta, aku, hamba, saya, sahaya daku, patik, badan, dan sebagainya.
 Kata ganti orang pertama jamak : kami, kita
 Kata ganti orang kedua tunggal : kamu, engkau, kau dan anda, tuan, saudara,saudari
 Kata orang ketiga tunggal : dia, ia, beliau
 Kata ganti orang ketiga jamak : mereka
b. Kata ganti penanya yaitu kata ganti yang berfungsi untuk menanyakan bend, waktu, tempat, , atau keadaan.
 Kata ganti penanya orang/benda : apa, siapa, mana, yang mana
 Kata ganti penanya waktu : kapan, bila, bilamana, apabila
 Kata ganti penanya tempat : dimana, kemana, darimana
 Kata ganti penanya keadaan ; berapa, bagaimana, mengapa, keadaan
c. Kata ganti milik yaitu kata ganti sebagai milik. Contoh ku, mu, nya.
d. Kata ganti penunjuk : ini, disisni, krsini, kemari,itu , disitu, kesitu, disana, kesana.
e. Kata ganti penghubung yaitu kata yang menghubungkan anak kalimat dengan suatu kata benda yang terdapat dalam induk kalimat. Contoh : yang, tempat.
Fungsi kkata penghubung adalah :
 Menggantikan kata benda yang terdappat dalam induk kalimat.
 Menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat.

5. Kata keadaan
Kata keadaan atau kata sifat adalah kata yang menerangkan tentang tanda baca. Kata sifat adalah kata keadaan yang lebih khusus karena hubunganya dengan benda yang diterangkan.

6. Kata kerja
Kata kerja adalah semua kat yang menyatakan suatu perbuatan atau pekerjaan.
a. Kata kerja transif yaitu kata kerja yang membutuhkan adanya objek. Contoh : makan nasi, minum susu, memukul anjing.
1. Kata kerja tak berimbuhan
2. Kata kerja berimbuhan awalan “me”
3. Kata kerjanya berimbuhan “me-kan”
4. Kata kerjanya berimbuhan “memper-kan”
5. Kata kerjanya berimbuhan “me-i”
6. Kata kerjanya berimbuhan “memper-i”
7. Kata kerjanya berimbuhan “memper”
b. Kata kerja transif yaitu kata kerja yang mempunyai objek langsung yang menyertainya. Contoh : menangis, menyanyi, menyendiri, menari, meludah, dan lain-lain.
 Kata kerja intrinsif yang berimbuhan
 Kata kerja intrinsif yang kata kerjanya membentuk kerja aus ( tak berimbuhan)

7. Kata keterangan
Kata keterangan adalah Semua kata yang menerangkan atau memberikan keterangan kepada selain kata benda.
 Kata keterangan tempat
 Kata keterangan tujuan
 Kata keterangan tekanan
 Kata keterangan keadaan
 Kata keterangan kesungguhan

8. Kata sandang
Kata sandang tidak mengandung suatu arti tetapi mempunyai fungsi, yaitu menjadikan suatu kata menjadi kata benda dan memberikan ketentuan pada kata benda. Contoh : itu, nya, si, sang, hang, dang, para, bang.

9. Kata sambung
Kata sambung adalah kata yang berfungsi untuk menyambung kalimat atau anak kalimat. Contoh pada kata :dan, lagi, demi, untuk, sebab, karena, sesudah, setelah, setiba, Bilamana, lagi pula, apabila, walaupun, serta, sampai, dan sebagainya.
Contoh dalam kalimat : kamu akan naik kelas apabila kamu rajin belajar.

 Kat sambung yang menyatakan waktu : sesudah, sebelum, ketika, setiba, sehabis, setelah, ketika, dan lain-lain.
 Kata sambung yang menyatakan syarat : jika, jikalau, kalau, apabila, bilamana, asal, andai, andaikan, aslakan, andaikata, dan sebagainya.
 Kata sambung yang menyatakan syarat : sambil, sembari, sedang, padahal, ketika, dan lain-lain.
 Kata sambung yang menyatakan cara : supaya, agar, tetapi, melainkan, biarpun, walaupun, meskipun, berapapun, bagamanapun, sekalipun, dan sebagainya.
 Kata sambung menyatakan hubungan sebab akibat : sebab, karena, karena itu, sebab itu, disebabkan, dikarenakan dan lain-lain.
 Kata sambung pengantar : alkisah, hatta, syahdan, konon, dan sebagainya.
 Kata sambung penyusun : lagi, lagi pula, serta, begitu, begitu pula, dan lain-lain.

10. Kata seru
Kata seru merupakan atau kalimat yang terdiri dari satu suku kata. Walaupun hanya terdiri dari satu kata, kata ini sudah menyatakan maksud. Kata seru biasanya dipakai untuk memberi seruan, terutama dalam kalimat perintah atau suruhan. Dalam bentuk kalimat perintah biasanya digunakan partikel “ lah “. Contoh yang lain seperti ah, wah, hai, cis, gih, aduh, amboi, aduhai, astaga, dan sebagainya.



II. PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING

A. Huruf Kapital atau Huruf Besar

1. Huruf kapital sebagai huruf pertama kata pada awalan kalimat.
Contoh : Kita harus belajar lebih rajin.

2. Huruf kapital sebagai hurf pertama petikan langsung
Contoh : Adik bertanya “ Kapan Ibu pulang ?“

3. Huruf kapital sebagai huruf huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama kitab suci dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk tuhan.
Contoh : Allah, Alkitab, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih, Quran, Weda, Islam, Kristen, Budha, Hindu, dan sebagainya.

4. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang di ikuti nama orang.
Contoh : Mahaputra Yamin, Sultan Agung, Haji Agus salim, Imam Ghazali, Nabi Isa, dan Sebagainya.

dan huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf perama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak di ikuti nama orang.
Contoh : Dia baru saja di angkat menjadi sultan.

5. Huruf kapital sebagai huruf unsur nama jabatan dan pangkat yang di ikuti nama orang atau yang di pakai sebagai peganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Contoh : Wakil Presiden Megawati, Perdana Menteri Mahathir Muhamad, Profesor Hembing, Laksamana Muda Udara, Gubernur Padang,, dan lain- lain.

Huruf kapital tidak sebagai hruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak di ikuti nama orang, nama , instansi, atau nama tempat.
Contoh : Siapakah nama Menter yang baru di lantik ?

6. Huruf kapital sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh Amin Rais, Akbar Tanjung, dan sebagainya.
Hruf kapital tidak sebagai hruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. Contoh : mesin diesel, 10 volt, 5 ampere.

7. Huruf kapital sebagaihuruf pertama nama bangsa dan bahasa. Contoh : bangsa Indonesia, suku Melayu, bahasa Melayu.
Yang tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan. Contoh : mengindonesiakan kata asing, ke ingris-inggrisan.

8. Huruf kapital sebagai huruf petama dalam tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristimewaan sejarah. Contoh : tahun Hijriah, hari Lebaran, bulan Januari.

Yang tidak sebagai huruf petama peristimewaan sejarah yang tidak dipakai sebagai nama. Contoh : Soekarno dan Hatta memproklamasi kemerdekaan bangsanya.
9. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama geografi. Contoh : Asia Tenggara, Danau Toba, Dataran Tinggi Dieng, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab.
Yang tidak sebagai huruf pertama istilah geografi yang digunakan sebagai nama jenis. Contoh : garam inggris, gula jawa, kaang bogor, pisang ambon.
Yang tidak sebagai huruf pertama istilah geografi yang digunakan sebagai nama diri. Contoh : berlayar ke teluk, menyeberangi selat, kearah barat.

10. Huruf kapital sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dari ketatanegaraan,serta namadokumen resmi kecuali kata seperti dan. Contoh : Republik Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayan, Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 20, Tahun 2000.
Yang tidak sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dari ketatanegaraan,serta namadokumen resmi. Contoh : menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum,kerja sama antara pemerintah dan rakyat, menurut undang-undang yang berlaku.
11. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dari ketatanegaraan,serta namadokumen resmi. Contoh :Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Republik Indonesia.
12. Huruf kapital sebagai huruf pertama semua kata didalam nama buku,majalah,surat kabar, dan judul karangan, keuali seperti di, ke, dari, dan , yang, untuk yang tidak terletak diposisi awal. Contoh :
 Saya telah membaca buku dari Ave Maria ke Jalan Lain Keroma.
 Bacalah majalah Bahasa dan Sastra
 Dia adalah agen surat kabar Media Indonesia
 Ia menyelesaikan makalah “ Asas Asas Hukum Perdata “
13. Huruf kapital sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan. Contoh : Dr ( doktor), M.A ( master of arts), S.E ( sarjana ekonomi ), Prof ( profesor ), Tn ( tuan ), Ny ( nyonya ), Sdr ( Saudara )
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ppenunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dippakai dalam penyapaan dan pengacuan. Contoh :
 Surat Saudara sudah saya terima.
 Besok Paman akan datang
 Mereka pergi ke rumah Pak Camat
15. Huruf kapital sebagai huruf pertama kata ganti anda. Contoh :
 Surat Anda telah saya terima.
 Sudahkah Anda baca ?

B. Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Contoh : majalah Bahasa dan Sastra, buku Negarakertagama karanga Prapanca, surat kabar Suara Pembaharuan.
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan hruf bagian kata, kata atau kelompok kata.
Contoh : Dia bukan menipu, tetapi ditipu

3. Huruf miring dalam cetakan dipakai menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh :
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.





III. PENULISAN KATA


A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh : Ibu percaya bahwa engkau tahu
Kantor pajak penuh sesak
Buku itu sangat tebal

B. Kata Turunan
1. Imbuhan( awalan, sisipan, akhiran ) situlis serangkai dengan kata dasar.
Contoh : bergeletar, dikelola, penetapan, melihat, mempermainkan

2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkaian dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh : bertepuk tangan, sebar luaskan, garis bawahi,menganak sungai

3. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh : menggaris bawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan.

4. kata itu ditulis serangkai.
Contoh : adipati, biokimia, mancanegara, prasangka, mahasiswa, introspeksi,dll

C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata hubung.
Contoh : anak-anak, kuda-kuda, mata-mata, sayur-mayur, centang-prenang, terus-menerus, tukar menukar, kupu-kupu, laba-laba,lauk-pauk, undang-undang,mondar-mandir, ramah tamah, gerak-gerik, dan sebagainya.

D. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Contoh : duta besar, kambing hitam, kereta api, mata pelajaran, rumah sakit, orang tua.
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan. Contoh : alat pendang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru, mesi- hitung tangan, ibu-bapak kami.
3. Gabungan kata ditulis serangkai. Contoh : acapkali, adakalanya, bagaimana, daripada, beasiswa, dukacita, kacamata, sukarela, kepada, kilometer.

E. Kata Ganti Ku, Kau, Mu dan Nya.
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
Ap yang kumiliki bleh kau ambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan diperpustakaan.

F. Kata Depan Di, ke dan Dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan dari pada. Contoh :
Kain itu terletak didalm lemari
Ia ikut terjun ke tengah lapangan
Ia datang dari Batam kemarin.

G. Kata Si dan Sang
Kata ganti si dan sang di tulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Comtoh : harimau iitu marah sekali kepada sang kancil, surat itu dikirimkan kembali pada si pengirim.

H. Partikel
1. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahulinya. Contoh : Bacalah buku itu baik-baik, apakah yang tersirat dalam surat itu?, apatah gunanya bersedih hati?.
2. Partikel pun ditulis dari yang mendahuluinya. Ada kelompok yang lazim dianggap padu, misalnyya adapun, meskipun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, maupun, walaupun, kalaupun, sungguhpun, sekalipun, kendatipun.
Contoh : apa pun yang dimakannya, ia tetap juga kurus.
3. Partkel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahuluinya atau mengikutinya. Contoh :
Pegawai negeri mendapat kenaikan per 1 April
Meraka masuk kedalam ruangan satu per satu
Harga beras itu Rp. 7000,00 per kilo

I. Singkatan dan Akronim
1. Singkata ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a. Singkata namaorang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Contoh : A.S Hikam, Muh. Yamin, ABRI, Sdr (saudara ), Kol ( kolonel ), S.E (sarjana pendidikan ).
b. Singkata nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, oraganisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas hruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Contoh :DPR, GBHN, PGRI, PT, KTP.
c. Singkatan yang yang terdiri tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Contoh : dll, dsb, dst, hlm, yth, sdr,sda.
d. Lambang kimia, singkata satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Contoh : cm, kg, Rp, Co.
2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari derajat kata yang diperlakukan sebagai kata.
a. Akronim nsms diri yang berupa gabungan huruf awal dan deret kata ditulis seluruhnys dengsn huruf kapital. Contoh : TNI ( Tentara Nasional Indonesia ), SIM (Surat Izin Mengemudi ), LAN (lembaga Administrasi Negara).
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal hruf kapital. Contoh : Forkot ( forum Kota), Bappenas ( Badan Perancangan Pembangunan Nasional), Pemko (Pemerintahan Kota).
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf , suku kata, ataupun gabung dan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya dengan huruf kecil. Contoh : pemilu (pemilihan umum), rapim (rapat pemimpin), rudal (peluru kendali).



IV. PEMAKAIAN TANDA BACA

A. Tanda titik

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
2. Tanda titik dipakai untuk angka jam, menit dan detik yang menunjukkkan waktu.
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang jangka waktu.
4. Tanda titik dipakai anatara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkkan jumlah.
7. Tanda titik pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
8. Tanda titik dipakai dibelakang
a. Alamat pengirim dan tanggal surat
b. Nama dan alamat penerima surat.


B. Tanda Koma(,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk kalimatnya.
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan induk kalimat dan anak kaliimat ika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk didalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain terdapat dalam kalimat.
7. 7tanda koma dipakai untuk memisahkan petikkan langsung dari bagian lain dari kalimat.
8. Tanda koma dipakai anatara :
a. Nama dan alamat
b. Bagian-bagian alamat
c. Tempat dan tanggal
d. Nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
9. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dallam daftar pustaka.
10. Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.
11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau nama marga.
12. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dab sen yang dinyatakan dengan angka.
13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
14. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
15. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.


C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-kalimat kalimat yang sejenis da setara.
2. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara didalam kalimat majemuk.

D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian penerimaan.
2. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata ungkapan yang memerlukan pemerian.
4. Tanda titik dua dipakai (i) diantara jilid atau nomoor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayata dalam kitab suci, ( iii) di antara judul dan anak judul suatu karagan, serta ( iv ) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.

E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh garis.
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dibelakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
3. tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
4. Tanda hubung menyambung huruf yang di ejasatu per satu dan bagaian-bagian tanggal.
5. Tanda hubung boleh untuk memperjelaskan (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.
6. Tanda hubung untuk merangkaikan (i) se- dengan kata yang berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengann unsur bahasa asing.

F. Tanda Pisah ()
1. Tanda pisah membatasai penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan diluar bantuan kalimat.
2. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi jelas.
3. Tanda pisah dipakai antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai ke’ atau ‘sampai dengan’.

G. Tanda Elipsis (...)
1. tanda elipsis di pakai dalam kalimatyang terputus-putus
2. tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah pada bagian yang dihilangkan.

H. Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya di pakai pada akhir kalimat tanya.
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagia kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

I. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.

J. Tanda Kurung ( (...) )
1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian internal pokok pembicaraan.
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teksdapat di hilangkan.
4. Tanda kurungg mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.

K. Tanda Kurung Siku ( [...] )
1. tanda kurung siku mengapit kata, juruf atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat, yang di tulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan memang terdappat didalam askah asli.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kallimat penkelas yang sudah bertanda kurung.

L. Tanda Petik ( “...” )
1. Tanda petik mengapit langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah pembiaraan atau bahan tertulis lain.
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang di pakai dalam kalimat.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang di kenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang di pakai denga arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kaliimat.

M. Tanda Petik tunggal (‘...’)
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain.
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

N. Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam sua tahun takwim.
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata.

O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.



V. KATA ULANG

Kata ulang adalah bentuk dasar dalam pemakaian bahasa yang terjadinya dari pengulangan kata, baik dalam pengucapan maupun penulisannya. Kata ulang merupakan kata yang diulang menulisnya. Kat ulang yang di tulis denga tanda penghubung. Pada surat kabar, penulisan cepat, notula bisa memakai angka dua kesil diatas.
Dalam penulisannya, kata ulang untuk bahasa indonesia yang disempurnakan ialah dengan memakai tanda hubung diantara kedua dasarnya.
Contoh :
Macam-macam = bentuk dasarnya macam
Bapak-bapak = bentuk dasarnya bapak


A. Macam Kata Ulang
1. Kata ulang sejati atau pengulangannya seluruhnya.
Kata ulang sejati ini cukup dengan cara mengulangi bentuk dasarnya saja.
Contoh :
Rata-rata
Marah-marah
Tiba-tiba
2. Kata ulang denga perubahan fonem
Conntoh : sayur-mayur (s berubah m),lauk-pauk (L berubah p), ramah-tamah ( r berubah t).
3. Kata ullang semu
Contoh :
Mata-mata ( mata = alat melihat)
Bagi-bagi ( bagi = untuk )
Alun-alun ( alun = badai/irama )
4. Kata ulang berimbuhan adalah kata ulang yang dalam pengulangannya bersamaan denga kata dasarnya, baiik berupa awalan maupun akhiran.
Contoh :
Sepandai-pandainya : bentuk dasarnya dari pandai
Kebiru-biruan : bentuk dasarnya dari biru

B. Asal Kata Ulang
1. Kata ulang kata benda
a. Menyatakan banyak atau serupa
b. Menyatakan tiruan atau menyerupai
c. Menyatakan bermacam-macam
d. Menyatakan setiap
2. Kata ulang kata kerja
a. Menyatakan terus menerus
b. Menyatakan tanpa tujuan
c. Menyatakan berulang-ulang
d. Menyatakan selalu
e. Menyatakan saling
3. Kata ulang kata sifat
a. Menyatakan sangat/menyagatkan
b. Menyatakan pada umumnya
c. Menyatakan sesuatu yang dimaksimal
d. Menyatakan agak
e. Menyatakan walau
f. Menyatakan intensitas/derajat

Menurut Dwipurwa jawa/republika bentu kata ulang ada 4 macam, yaitu :
1. Kata yang diulang suku kata pertama. Contoh : tangga jadi tetangga
2. Kata ulang sejati ada 3 macam, yaitu:
a. Murni yang diulang kata dasarnya
b. Berimbuhan
c. Variasi/berubah bunyi
3. Kata ulang bersambung, misalnya : kenang-kenangan, setingi-tingginya.
4. Kata ulang semu, artinya jauh berbeda dengan kata dasarnya, misalnya : agar-agar, laba-laba, selang-seling.



VI. KATA MAJEMUK

Kata majemuk adalah suatu kata yang terdiri dari dua unsur kata yang digabung kemudian menimbulkan pengertian baru.

Ciri-ciri kata majemuk :
1. Terdiri dari dua unsur kata yang mempunyai arti tersendiri dan bila digabungkan akan menimbulkan pengertian baru, misalnya ; sapu tangan.
2. Bila mendapatkan awalan maka ditempatkan pada unsur kata yang depan, misalnya : membabi buta, bercocok tanam.
3. Bila mendapatkan akhiran, maka ditempatkan pada unsur kata yang terakhir, misalnya : campur tangan, perkereta apian.
4. Bila diulang dalam penulisan atau pengucapan, maka haruslah diulang seluruhnya, misalnya : sapu tangan-sapu tangan
5. Dalam kata majemuk dua unsur yang membentuk kata majemuk itu harus diucap sekaligus.
6. Dalam kata majemuka, diantara unsurnya katanya tidak bisa disisipkan kata lain.
7. Dalam kata majemuk, diantara unsur katanya sangat erat hubungannya yang tak dapat dipisahkan atau diubah susunannya.

Kata majemuk dapat terjadi bila :
1. Kedua kata tersebut mempunyai arti yang berlawanan.
Contoh : hilir mudik, naik turun, tua muda.
2. Unsur yang dibelakang menerangkan unsur yang depan
Contoh : merah jambu, hitam kelam.
3. Kedua kata tersebut mempunyai arti yang sama dan berfungsi untuk menguatkan arti.
Contoh ; kacau balau, gelap gulita, lalu lalang.




VII. MAKNA KATA

Bahasa kita mengenal duabentu kata makna kata, yaitu :
1. Makna denotasi, yakni makna yang sebenarnya.
Contoh : Sinta memetik bunga ditaman
Kata bunga pada dalam kalimat tersebut bermakna sebenarnya, yaitu sejenis dari tumbuhan atau kata ganti dari kembang.
2. Makna konotasi, yakni makna bukan sebenarnya.
Contoh : Cut Nyak Dien gugur sebagai bunga bangsa.
Kata bunga dalam kalimat tersebut bukan sebenarnya melainkan bermakna pahlawan.
Makna denotasi bisa dikatakan sebagai makna dasar, makna umum dan makna kamus, sedangkan makna konotasi bisa berarti sebagai makna tambahan, makna perorang, dan makna bersifat rasa.


VIII. KATA UMUM DAN KATA KHUSUS

Kata yang mengandung makna secara umum disebut kata umum, sedangkan kata yang mengandung makna secara khusus disebut kata khusus. Kata umum bisa terdiri dari beberapa kata khusus.
Contoh :
1. Polisi itu menangkap penjahat
2. Polisi itu menangkap pencuri
3. Polisi itu menangkap penodong

Kata penjahat termasuk kata umum, pencuri dan penodong termasuk kata-kata khusus. Dengan demikian, makna kata penjahat itu sudah meliputi makna kata pencuri dan penodong.
1. Penjahat : orang yang biasa melakukan kejahatan, seperti ; mencuri, menodong, merampok, mencopet dan membunuh.
2. Pencuri : penjahat yang biasa mengambil barang orang tanpa pengetahuan pemiliknya.
3. Penodong : penjahat yang biasa merampas barang dengan cara menodong atau mengacungkan senjata sehingga si pemilik menyerah.



IX. UNGKAPAN DAN PRIBAHASA

Ungkapan ialah gabungan kata yang maknnya tidak sama dengan gabungan anggota-anggotanya.
Makna berupa kiasan atau perbandingan, ungkapan yang merupakan pernyataan yang pendek sehingga damppak dimasukkan dalam rangkaian kalimat.
Coontoh : Ketika polisi datang para penjahat itu mengambil langkah seribu.
Artinya : Lari cepat sekali


Peribahasa adalah kelompok kata yang tetap susunannya, dan biasanya mempunyai arti khusus atau kias. Dalam peribahasa termasuk juga bidal, perumpamaan, ibarat, pepatah dan sebagainya.
Contoh :
Kalah jadi abu menang jadi arang.
Artinya : pertengkaran tidak akan menguntungkan pihak manapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DEMI KESUKSESAN,,,,,!!!!

 

Sample text

Senyuman merupakan hal kecil yang dapat membuat hidup ini menjadi lebih mudah
“Sakit dalam perjuangan itu hanya sementara. Bisa jadi Anda rasakan dalam semenit, sejam, sehari, atau setahun. Namun jika menyerah, rasa sakit itu akan terasa selamanya”

Sample Text

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita ketahui, kapankah kita akan mendapat pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan.

Sample Text

MAS BROOOOWWW
Jangan terpaku dengan asumsi dan persepsi sendiri, karena bisa salah. Cobalah mulai membuka pikiran Kita terhadap pikiran orang lain, tentu saja dengan filter nilai-nilai yang Kita anut.