Social Icons

Pages

Minggu, 28 Oktober 2012

Wanita Ditugaskan Menebar Cinta


Tahukah sahabat bahwa diantara bentuk kasih sayang Allah terhadap Umat manusia adalah diciptakannya wanita? Yups! Dia menciptakan wanita untuk mendatangkan rasa cinta ke bumi. Seandainya wanita tidak ada, bumi akan kosong dengan rasa cinta.
Bahkan, dengan izin Allah Agama Islam pun muncul karena rasa cinta dan percaya seorang wanita terhadap seorang pria. Orang yang pertama kali mengimani Sang Rasul saat jaman jahiliyah membahana  adalah wanita. Dia adalah ibunda kita, Khadijah Ra.  Seorang wanita dengan sisi kelembutan dan rasa cintanya meneguhkan hati seorang Pria terhadap sebuah kebenaran yang hakiki, Islam.
Tanpa penerimaan langsung Khadijah akan penglihatan suaminya, Nabi Muhammad Saw mungkin saja akan menganggap pengalamannya di Gunung Hira tak lebih dari mimpi atau sebuah khayalan (tentunya atas izin Allah hal itu tidaklah terjadi). Kita mengetahui bahwa Nabi kita begitu kaget dengan peristiwa pertama kalinya beliau mendapat wahyu. Sebuah pengalaman spiritual yang menabjubkan. Lalu, dengan kelembutan dan rasa cintanya, Khadijah pun menyelimuti Rasullulah dan menenangkannya.
Kau tahu sobat, betapa rasa cinta Khadijah Ra. begitu membekas dihati Nabi kita, hingga seorang sahabat wanita bertanya kepada Rasullulah, “Wahai Rasullulah, apakah engkau tidak mau menikah lagi? Engkau mempunyai tujuh tanggungan dan dakwah agung yang harus kau pikul. Bukankah pernikahan merupakan hal penting bagi setiap pria?”
Nabi Saw. justru menangis dan berkata, “Apakah ada permpuan lain selain Khadijah?”
Sungguh Rasullulah tidak pernah melupakan Khadijah Ra, meskipun empat belas tahun sesudah kematiannya. Karena kecemburuannya kepada Khadijah, Aisyah istri termuda dan tercinta Rasul pun berkata “Apakah engkau tetap mengenang wanita tua itu padahal ia telah meninggal dunia dan Allah telah menggantikanmu dengan yang lebih baik daripadanya?”
Nabi Saw menjawab, “Demi Allah. Allah tidak pernah menggantikan untukku orang yang lebih baik daripadanya. Ia telah menolongku ketika semua mengusirku. Ia mempercayaiku ketika manusia mendustakanku!”
Sayyidah Aisyah Ra. merasa Nabi Saw Telah murka, maka ia langsung berujar “Mintakan ampunan untukku, wahai Rasullulah.”
Beliau menjawab, “Mintakanlah ampunan untuk Khadijah agar aku dapat memintakan ampunan untukmu.” (HR Al-Bukhari)
Subhanallah… Betapa cinta Khadijah Ra. Begitu membekas di hati Rasullulah. Itulah kisah cinta yang bersemi indah. Cinta seorang wanita yang tulus kepada Allah dan Rasulnya hingga tak ada seorang pun yang dapat menggantikannya di hati Sang Rasul pilihan.
Sahabat, sebagai muslimah sudah selayaknya kita menebar cinta kasih di bumi Allah ini. Bukan sebaliknya, sobat. Bukan bencana! Karena meskipun begitu, kita juga harus waspada karena Rasullulah Saw bersabda,“Tidaklah aku meninggalkan suatu fitnah setelahku yang lebih dahsyat bagi kaum laki-laki melebihi fitnah wanita” (HR. Bukhory dan Muslim)
Jika wanita sudah menyibakkan keindahannya, maka saat itu ia telah menjadi murahan. Bukan lagi perhiasan yang mahal. Bukan lagi mutiara yang indah. Tetapi, jika ia bertaubat dengan itu semua, Sesungguhnya Allah Maha penerima taubat.
“Dijadikan indah bagi manusia kecintaan kepada hasrat yang diingini, yaitu wanita – wanita, anak – anak, harta yang banyak sari jenis emas, perak, kuda pilihan (kendaraan), binatang – binatang ternak (piaran), dan sawah ladang (tanaman), itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allalah tempat kembali yang baik (surga).”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DEMI KESUKSESAN,,,,,!!!!

 

Sample text

Senyuman merupakan hal kecil yang dapat membuat hidup ini menjadi lebih mudah
“Sakit dalam perjuangan itu hanya sementara. Bisa jadi Anda rasakan dalam semenit, sejam, sehari, atau setahun. Namun jika menyerah, rasa sakit itu akan terasa selamanya”

Sample Text

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita ketahui, kapankah kita akan mendapat pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan.

Sample Text

MAS BROOOOWWW
Jangan terpaku dengan asumsi dan persepsi sendiri, karena bisa salah. Cobalah mulai membuka pikiran Kita terhadap pikiran orang lain, tentu saja dengan filter nilai-nilai yang Kita anut.