Social Icons

Pages

Minggu, 28 Oktober 2012

Grassroot Innovation Untuk Pengentasan Kemiskinan


 
Yogyakarta, 16 Oktober 2012. Grassroot Innovation (GRI) telah diakui sebagai salah satu konsep inovasi yang berpihak kepada kaum miskin dan merupakan solusi yang menjanjikan untuk masalah kemiskinan yang dialami oleh bagian besar dari populasi dunia. Kepala LIPI, Prof. Lukman Hakim, dalam sambutannya di Seminar Internasional “Enhancing Grassroots Innovation Competitiveness for Poverty Alleviation 2012" (EGICPA 2012), mengatakan bahwa GRI dapat menjadi alat penting dalam memberdayakan ekonomi masyarakat dan mengurangi kemiskinan karena GRI menekankan ide, teknologi dan pengetahuan dari ‘bawah’ yang mencerminkan kebutuhan kaum miskin di masyarakat.
Namun, inovasi Grassroots masih memiliki kesulitan dalam meningkatkan difusi teknologi lokal. Peran pemerintah dan LSM diperlukan untuk menerapkan dan mendorong inovasi grassroot ke dalam skala dan ruang lingkup yang lebih besar. “Berkaitan dengan hal tersebut, LIPI mengembangkan model triple helix yang disebut model ABG - S (Academician, Bussiness, Government, and Local Society),” ujarnya. Konsep dari model ini adalah GRI merupakan interaksi antara Akademisi (A) dan Bisnis (B) yang didukung oleh Pemerintah (G) dengan mempertimbangkan inovasi dari masyarakat lokal (S).
“Karena itu, langkah untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan menyebarluaskan pengetahuan mengenai inovasi grassroot kepada masyarakat luas, sangat diperlukan” jelasnya. Komersialisasi akan membawa GRI lebih dekat dengan pasar, yang pada akhirnya akan membantu mengurangi kemiskinan.
Seminar dibuka oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sri Sultan berpendapat bahwa masyarakat di tingkat akar rumput umumnya kurang memiliki akses terhadap layanan promosi teknologi, informasi, dana, pasar, HKI, dan alih teknologi. “Padahal, grassroot innovation merupakan sumber ide yang biasanya melekat dalam bentuk kearifan lokal dan sarat akan makna serta nilai, dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan di masyarakat”, tuturnya.
Langkah yang diperlukan adalah bagaimana membangun sinergi antar beberapa pihak, mulai dari pembuat kebijakan, lembaga litbang, swasta, perguruan tinggi, dan LSM untuk melakukan penguatan hasil inovasi di tingkat akar rumput. “Salah satunya upaya untuk memperkuat Kelompok UMKM guna membangun kemandirian ekonomi yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat,” tegasnya (Humas – BKPI LIPI).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DEMI KESUKSESAN,,,,,!!!!

 

Sample text

Senyuman merupakan hal kecil yang dapat membuat hidup ini menjadi lebih mudah
“Sakit dalam perjuangan itu hanya sementara. Bisa jadi Anda rasakan dalam semenit, sejam, sehari, atau setahun. Namun jika menyerah, rasa sakit itu akan terasa selamanya”

Sample Text

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita ketahui, kapankah kita akan mendapat pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan.

Sample Text

MAS BROOOOWWW
Jangan terpaku dengan asumsi dan persepsi sendiri, karena bisa salah. Cobalah mulai membuka pikiran Kita terhadap pikiran orang lain, tentu saja dengan filter nilai-nilai yang Kita anut.